Senin, 05 Juli 2010

ayam hutan ciri-cir dan penyebaranya

Nenek moyang ayam-ayam piaraan yang sekarang tersebar di berbagai wilayah di dunia berasal dari daerah India, Burma, Sri Langka, Semenanjung Malaka, Filipina, Sumatera dan Jawa. Ada empat spesies ayam liar yang semuanya digolongkan dalam genus Gallus. Keempat spesies ayam liar tersebut dikenal dengan sebutan ayam hutan, yaitu ayam hutan Ceylon (Gallus lafayetti Lesson), ayam hutan abu-abu (Gallus sonneratti Temmick), ayam hutan merah (Gallus gallus Linnaeus), dan ayam hutan hijau (Gallus varius Shaw) (HUTT, 1949).
Ayam hutan Ceylon (Gallus lafayetti Lesson) banyak ditemukan di Sri Langka. Ciri utama ayam ini mempunyai warna bulu mirip ayam hutan merah. Pada ayam jantan, bulu bagian dada berwarna merah jingga dan coklat gelap dan yang betina mempunyai bercakbercak coklat pucat dan coklat gelap atau bercak lurik, jengger pada bagian tengahnya berwarna kuning serta telurnya totol-totol. Sayap dan ekor mempunyai lurik coklat hitam
(HUTT, 1949; WALUYO dan SUGARDJITO, 1984).

Ayam hutan abu-abu (Gallus sonneratti Temmick) tersebar di bagian Barat dan Selatan India dari Bombay sampai Madras (HUTT, 1949). Ayam jantan mempunyai warna bulu dada kombinasi antara warna hijau, hitam dan putih. Ujung sayap dan ekor mengecil seperti cacing. Bulu dominan pada jantan dan betina adalah abu-abu dan perak sedangkan pada bagian leher ada lurik putih (WALUYO dan SUGARDJITO, 1984).

Ayam hutan merah (Gallus gallus Linnaeus) tersebar meliputi dari India, Burma, Siam, Cochin, Cina, Semenanjung Malaya, Filipina, dan Indonesia. Di Indonesia dapat ditemukan di Sumatera, Jawa, Lombok dan Timor (HUTT, 1949; WALUYO dan SUGARDJITO, 1984). Ayam jantan memiliki bulu dada berwarna hitam, jengger tunggal berukuran besar dan bergerigi yang berwarna merah. Bulu leher panjang dan sempit, punggung dan sayap berwarna coklat. Mempunyai pial dua buah yang terletak di antara kedua belah tulang rahang bawah. Bulu ekor berjumlah 14 lembar. Ayam hutan betina pada umumnya mempunyai jengger yang bervariasi, ada yang tidak tampak (sangat pendek) ada pula yang mencapai ukuran 10 mm. Sayap ayam betina bulunya berwarna merah kecoklatan dan lurik hitam. Cakarnya berwarna gelap (hitam kehijau-hijauan) dan telurnya berwarna coklat atau merah kekuningkuningan kadang-kadang ditemukan yang berwarna putih polos (HUTT, 1949; WALUYO dan SUGARDJITO, 1984; MANSJOER, 1987).

Ayam hutan hijau (Gallus varius Shaw) hanya ada di Indonesia yaitu tersebar di Pulau Jawa, gugusan Pulau Madura, Bali, Lombok, Sumba, Sumbawa, Flores dan Kepulauan Alor (SUDIRO, 1993; NISHIDA et al., 1980). Ayam jantan mempunyai bulu badan berwarna dasar hitam dengan diselimuti bulu-bulu berwarna hijau mengkilap seperti sisik pada sayap dan berujung merah kekuning-kuningan bergaris hitam pada daerah punggung. Bulu leher bulatbulat kecil, berujung tumpul dan pendek, warnanya kekuning-kuningan bersisik hijau mengkilap. Jengger besar, bundar tak bergerigi, berwarna pelangi. Pial tunggal terletak di antara kedua tulang rahang, berukuran besar dan berwarna pelangi. Cuping telinga berukuran kecil, warnanya pelangi juga.
Bulu ekor sebanyak 16 helai berwarna hitam mengkilap. Kaki kecil dan kuat, bersisik kecilkecil teratur rapat, warnanya coklat tua. Ayam betina mempunyai bulu dada dan bulu badan bagian bawah berwarna coklat pucat. Bulu pada sayap, punggung dan ekor warnanya coklat tua berujung kuning dan bergaris-garis hitam. Bulu ekor meruncing pada ujungnya. Jengger ukurannya kecil, warnanya merah pucat dengan gerigi kecil-kecil. Memiliki pial sepasang berukuran kecil berwarna merah segar. Kaki berwarna coklat pucat sedikit kehijau-hijauan, sisik-sisik halus dan rapat. Telur berukuran kecil, warnanya putih kekuning-kuningan (SUDIRO, 1993).