Secara umum, ayam bekisar merupakan hasil
perkawinan antara ayam hutan jantan dengan ayam kampung betina.
Sehingga, ayam bekisar ini mewarisi fisik ayam kampung betina, tetapi
dengan bulu seindah ayam jantan hutan yang hitam kehijauan.
Sayangnya,
ayam jenis ini walau punya suara kokok nan merdu, akan tetapi mewarisi
sifat mudah stress dan mud`h mati seperti ayam hutan jantan. Tak heran
jika banyak pihak mencoba mencari persilangan genetik ayam bekisar yang
terbaik.
Salah satunya adalah Heri
Sunarso, pemilik peternakan ayam bekisar Sundoro Farm di Bantul,
Jogjakarta. Gara-gara hobi beternak ayam hutan, bapak 45 tahun ini malah
dapat menernakan ayam bekisar varietas langka.
Ayam bekisar tersebut didapat dari hasil
persilangan antara keturunan ayam jawa dan ayam pelung Cianjur yang
kemudian disilangkan dengan ayam hutan jantan. Persilangan ini akan
menghasilkan bekisar bernada suara tinggi, panjang dan tidak pecah. Dus,
punya ketahanan fisik serupa ayam kampung.
"Sampai saat ini jenis ini sangat sulit diperoleh," ujar Heri yang sudah beternak ayam hutan sejak tahun 1983 ini.
"Sampai saat ini jenis ini sangat sulit diperoleh," ujar Heri yang sudah beternak ayam hutan sejak tahun 1983 ini.
Untuk
indukan, harga ayam jawa berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 75.000 per
ekor, sementara ayam pelung Rp 150.000 per ekor. Lalu, harga ayam hutan
jantan siap kawin Rp 750.000 per ekor.
Heri sendiri saat ini mempunyai sekitar 15 indukan ayam hasil persilangan antara ayam jawa dengan ayam pelung. Dan sekitar 12 indukan ayam hutan jantan.
Heri sendiri saat ini mempunyai sekitar 15 indukan ayam hasil persilangan antara ayam jawa dengan ayam pelung. Dan sekitar 12 indukan ayam hutan jantan.
Untuk
keturunan ayam jawa dan ayam pelung yang dijadikan indukan, dibiarkan
bebas berkeliaran di halaman atau pekarangan. Sementara pakannya hanya
bekatul dan jagung saja.
Sementara
untuk indukan ayam hutan jantan, harus diberikan kandang khusus.
Pakannya juga khusus. Misalkan campuran beras merah dan BR (pakan khusus
ayam). Tak lupa, asupan serangga seperti jangkrik dan kroto setiap tiga
hari sekali untuk menjaga stamina. Serta vitamin ayam tiap tiga hari
sekali.
Sayangnya, banyak ayam hutan jantan yang lantas 'gering' atau stress dan kemudian mati, beberapa saat setelah dikawinkan.
Untuk
mendapat anakan bekisar kualitas bagus, musim kawin terbaik adalah pada
musim kemarau. Atau sekitar bulan Maret sampai bulan Agustus. "Kalau
kawinnya musim dingin, telurnya tidak mau menetas," lanjut Heri.
Setelah
kawin, masa eram telur ayam bekisar berlangsung selama 21 hari. Sekali
bertelur bisa didapat sekitar 12 telur. Tetapi yang hidup hanya
separuhnya. Setelah dua minggu dari menetasnya telur, para indukan bisa
kembali dikawinkan.
Anakan ayam
bekisar kemudian dipilah berdasar kualitasnya. Dari enam telur yang
menetas, paling hanya satu yang berkualitas. Artinya, dari 60 telur yang
menetas, 50 anakan merupakan kualitas yang tidak terlalu baik. "Jika
kualitasnya tidak terlalu bagus maka dalam usia dua minggu sudah dijual
seharga Rp 100.000 per ekor," lanjut Heri.
Maka,
untuk penjualan anak ayam bekisar usia dua minggu ini Heri sudah
mengantongi omzet penjualan sebesar Rp 5 juta. Sementara untuk yang
berkualitas bagus, bakal dibesarkan sampai usia enam bulan sampai 12
bulan. Dan dijual seharga Rp 1 juta sampai Rp 2 juta per ekor.
Untuk
pakan, diterapkan mirip dengan pakan ayam kampung. Namun untuk anak
ayam usia satu hari sampai dua bulan, diberi pakan BR1. Untuk
menghindari penyakit flu dan muka bengkak atau CRD, anakan bekisar ini
diberi vaksin khusus ayam tiap tiga bulan sekali.
Nah,
bagi ayam bekisar kualitas bagus, setelah terbukti selalu menang dalam
perlombaan, harganya bakal naik berpuluh kali lipat. Heri bercerita,
salah satu pembeli ayam bekisar ternakanya pernah melepas ayam
bekisarnya seharga Rp 20 juta setelah ayam tersebut beberapa kali
memenangkan perlombaan. Padahal, ayam tersebut dibeli dari peternakan
Heri seharga Rp 1,6 juta saja. "Saya tidak kebagian bonus penjualan
ayamnya," kekeh Heri.
Sumber:
http://www.mustang89.com
http://www.mustang89.com